Mengatasi Rasa Takut dan Amarah
Menutup pintu yang terbuka dalam hidup kita
Kita semua mungkin pernah mengalami ketakutan dalam hidup kita. Kadang-kadang rasa takut kita sangat membantu, karena adanya bahaya dan rasa takut membuat kita lebih waspada, tidak membabi buta. Tetapi di lain waktu, kita mungkin merasa lebih takut daripada yang sepantasnya untuk bahaya kecil atau sebenarnya tidak ada bahaya sama sekali, tetapi kita masih dipenuhi rasa takut. Bahkan saat kita tahu bahwa rasa takut itu tidak rasional, atau reaksi kita terlalu berlebihan, kita seringkali masih tidak bisa menyingkirkannya.
Kemarahan juga bisa mempengaruhi kehidupan kita. Mungkin ada situasi yang segera membuat kita dipenuhi dengan kemarahan. Kadang-kadang kemarahan kita mungkin tepat, tetapi kadang-kadang bisa menjadi reaksi yang berlebihan. Apa yang terjadi mungkin sebenarnya bukan masalah besar, tetapi itu memicu sesuatu di dalam diri kita. Lalu respon yang keluar adalah kemarahan yang lebih dalam yang tidak berasal dari situasi itu sendiri. Selama kemarahan ini ada di dalam diri kita, itu akan berlanjut dari waktu ke waktu.
Beberapa orang mengalami perasaan irasional ini setiap hari, yang lain jarang terjadi. Ini bukan hanya kebetulan, tetapi ada alasan untuk itu. Cara yang baik untuk menjelaskan mengapa ini terjadi, adalah menggunakan metafora pintu menuju kehidupan kita. Kita dapat menganggap bahwa setiap kita memiliki pintu ketakutan. Selama itu terbuka, itu memungkinkan rasa takut untuk masuk ke dalam hidup kita. Pintu bisa terbuka sedikit dan hanya kadang-kadang sedikit rasa takut masuk. Tapi itu juga bisa terbuka lebar, membuat seseorang didominasi oleh rasa takut dalam segala hal yang dia pikirkan dan lakukan. Demikian pula, kita memiliki pintu kemarahan dalam hidup kita. Jika pintu-pintu ini ditutup, tidak ada rasa takut dan amarah yang tidak sehat yang dapat memasuki kehidupan kita. Pintu-pintu ini dapat dibuka oleh orang lain maupun oleh diri kita sendiri. Seringkali, sebuah pintu pertama kali dibuka ketika kita masih muda oleh orang lain yang memiliki pengaruh dalam hidup kita, seperti orang tua kita. Kemudian, kita dapat membuka pintu lebih banyak dengan apa yang kita lakukan.
Kabar baiknya adalah masih mungkin untuk menutup pintu-pintu ini lagi. Tuhan tidak ingin kita dikendalikan oleh pengaruh jahat dari rasa takut dan marah, tetapi Ia ingin kita bebas!
Pintu ketakutan dan pintu kemarahan
Pintu ketakutan |
Pintu Kemarahan | |
---|---|---|
Gejala yang mungkin terjadi saat pintu terbuka |
|
|
Pola yang salah | Mencoba melindungi diri sendiri | Mencoba membenarkan diri sendiri |
Kebenaran | Tuhan ingin melindungi kita | Tuhan ingin membenarkan kita dan membalas dendam |
Tuhan tidak pernah menginginkan kita dikendalikan oleh rasa takut atau amarah. Ketika Dia menciptakan dunia kita, segalanya sempurna. Tidak ada rasa takut, tidak ada rasa sakit, tidak ada kematian dan tidak ada ketidakadilan. Sayangnya, manusia pertama, serta kita semua, memberontak melawan Tuhan dan memilih kejahatan daripada kebaikan-Nya. Konsekuensi dari ini adalah dunia yang rusak, dimana iblis memiliki banyak pengaruh. Dia terus mencoba mengendalikan orang. Dia menggunakan pintu terbuka ini untuk mendatangkan ketakutan dan amarah yang tidak sehat untuk membuat orang tertawan olehnya.
Pintu-pintu dibuka oleh dosa, baik milik kita atau milik orang lain. Dosa memberi pengaruh pada iblis dalam hidup kita. Selain itu, itu menuntun kita untuk mulai percaya pada kebohongan. Kebohongan ini adalah apa yang membuat pintu tetap terbuka. Contoh:
- Ayahmu marah pada apa yang kau lakukan dan tidak mendengarkanmu sama sekali. Anda menjadi marah karena tingkah lakunya yang tidak adil. Anda percaya "Saya tidak akan diperlakukan dengan adil kecuali saya memperjuangkan hak saya."
- Gurumu mempermalukanmu di depan kelas. Sekarang Anda takut mengatakan apapun di kelas karena Anda percaya “Saya bukan siswa yang pintar.”
Tuhan menjanjikan solusi untuk masalah dosa dan kehancuran di dunia ini. Tepat setelah dosa manusia yang pertama, Dia menjanjikan datangnya seorang juru selamat yang akan meremukkan kepala iblis (Kejadian 3:15). Penyelamat itu adalah Yesus, Mesias. Dia adalah satu-satunya orang di dunia ini yang tidak pernah berdosa. Oleh sebab itu iblis tidak memiliki kuasa atas Dia. Yesus dibunuh oleh orang-orang, tetapi Ia hidup kembali tiga hari kemudian. Melalui ini, Tuhan menegaskan pesan bahwa Yesus telah menang atas iblis! Siapa pun yang mempercayai Yesus akan bebas dari kendali iblis. Karena Yesus adalah pribadi yang dapat membebaskan kita, peran-Nya sangat penting dalam penutupan pintu yang terbuka. Dia mengatakan dalam Yohanes 8: 31-32: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
Tiga ayat penting tentang dua pintu
“Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa”: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis. (Efesus 4:26-27)
Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. (2 Timotius 1:7)
Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan. (2 Korintus 3:17)
Proses penutupan pintu
Seringkali ada hal-hal berbeda yang membuat pintu-pintu ini terbuka dalam kehidupan kita. Tuhan ingin menutup semuanya dan Dia tahu tempat terbaik untuk memulai. Dengan bertanya kepada-Nya secara langsung, kita memberi Tuhan kesempatan untuk berbicara kepada kita secara khusus. Prosesnya dimulai dengan mengajukan pertanyaan kepada-Nya dan Dia kemudian mengungkapkan sesuatu, biasanya situasi khusus ketika pintu terbuka di dalam kehidupan kita. Dengan bantuan Yesus, kita melakukan semua langkah yang diperlukan untuk membasmi semua pengaruh negatif yang datang dari situasi itu.
Tuhan biasanya tidak mengungkapkan semuanya sekaligus karena itu akan sangat melelahkan bagi kita. Sebaliknya, Dia ingin mendorong kita dan berjalan bersama kita melalui proses ini langkah demi langkah.
Panduan aplikasi
Gunakan dukungan dari seorang pemerhati yang baik! Jika Anda merasa terdorong atau merasa tidak baik melakukan ini, katakanlah secara langsung! Jika Anda siap untuk terlibat dalam percakapan dengan Tuhan, Anda dapat memulai:
Roh Allah, ke pintu mana Engkau ingin membimbing saya? Yesus, tolong lindungi saya selagi saya pergi.
Kapan pintu ini terbuka dalam hidupku untuk pertama kalinya? Siapa yang membukanya?
- Biarkan Tuhan menunjukkan kepada Anda apa yang terjadi. Jika pintu dibuka oleh orang lain: Maafkan orang itu atas apa yang mereka lakukan dan untuk membuka pintu itu dalam hidup Anda. Lihat Pengampunan Langkah demi Langkah untuk rincian.
Jika Anda membuka pintu sendiri: Mintalah kepada Tuhan untuk pengampunan dan bertobat.
Dusta apa yang saya percaya yang menyebabkan pintu tetap terbuka?
- Tuhan, saya minta maaf karena bermitra dengan kebohongan itu, tolong maafkan saya. Saya menolak kebohongan yang _____.
Yesus, apa kebenaran yang sebenarnya?
- Bicarakan kebenaran dan terimalah hal itu.
Periksa lagi: Yesus, bagaimana sekrang kondisi pintunya? Bisakah Engkau menutupnya?
- Jika tidak dapat ditutup sepenuhnya sekarang, minta Dia untuk berdiri di pintu agar tidak dapat digunakan.